Oleh : Samsudin, Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Semakin
berkembangnya dunia, pendidikan saat ini mulai beramai- ramai meningkatkan
kualitas sumber daya yang ada pada siswa maupun mahasiswa dengan berbagai cara.
Perihal ini berangkat dari banyaknya tuntutan dan desakan untuk menjadi manusia
yang kaya ilmu serta diseimbangkan dengan skill yang mumpuni. Salah satu strateginya
adalah perubahan kurikulum.
Namun
, konsep perubahan kurikulum ini juga mengundang pro dan kontra dari berbagai
pihak . kalau menurutmu sendiri bagaimana? Eits, sebelum bereaksi apa- apa baca
dulu yuk seluk beluk mengenai penggantian kurikulum tersebut
Seperti
yang sudah kita ketahui, perubahan kurikulum pendidikan ditingkat sekolah dasar
maupun menengah sudah sering terjadi dan bahkan berkali- kali di indonesia.
Perubahan tersebut dari waktu ke waktu tentunya menimbulkam suatu dampak yang
amat besar. Dapat kita analogikan
bahwasanya kurikulum adalah suatu yang sangat penting karna ia merupakan setir yang mengendalikan kegiatan dalam ranah
pembelajaran dalam kelas yang mana guru adalah seorang nahkodanya. Dan hal ini
erat sekali kaitanya antara perubahan kurikulum dengan kinerja guru dalam
mengajar.
Keresahan
kerap diraakan guru-guru di sekolah lantaran perubahan kurikulum yang mana
terdapat banyak perubahan di dalamnya. Keresahan tersebut semakin parah setelah
adanya kebijakan pemerintah yang memeberlakukan kurikulum yang berbeda – beda.
Bahakan kurikulum tersebut diterapkan seketika kurikulum yang baru dibuat
tersebut belum benar- benar matang dan guru- guru juga mersa belum siap untuk
menerapkanya. Perubahan tersebut sering kali muncul karena adanya pola pikir
dari kementrian pendidikan dan kebudayaan sendiri yang ketika ganti menteri
maka peraturan/ regulasi yang diterapkan juga harus baru, salah satunya
mengenai perubahan kurikulum di indonesia. Padahal kurikulum yang sebelumnya
diterapkan belum bisa dilaksanakan dengan maksimal akan tetapi karena
kegengsian dan faktor yang lainya kurikulum akan tetap di rubah.
Akibat
dari keresahan yang dirasakan oleh guru- guru yang ada di indonesia tentunya
berdampak pada performa mereka dalam
kegitan mengajar. Keresahan tersebut adalah mengenai teknik dan metode apakah
yang paling relevan dan hendaknya diterapkan di dalam kelas agar siswa merasa
nyaman dalam kegiatan pembelajarandengan adanya tuntutan kurikulum yang baru. Ada
kalangan guru yang mengeluh bahwa murid mereka tidak menyukai pembelajaran dengan kurikulum baru
yang cenderung menjadikan murid untuk berlaku mandiridalam berbagai aspek
padahal mereka sebelunya sudah terbiasa dengan model mendengarkan penjelasan
dari guru, terlebih juga terhadap guru yang sudah tergolong tua ataupun lanjut
usia juga mengalami dmpak dari adnya perubahan kurikulum tesebut terutama dalam
ranah teknologi yang semakin berkembang seiring dengan majunya zaman.
Akan
tetapi tak hanya keresahan yang muncul, dibalik adanya kalangan guru yang
merasa resah dengan adanya pergantian kurikulum tersebut, adapula kalangan guru
yang malah senang dengan adanya perubahankurikulum tersebut. Mereka menganggap
bahwa dengan adanya perubahan kurikulum maka inovasi juga munculuntuk dapat merubah
perilaku/sikap murid menjdi lebih baik. Sehingga murid menjadi anak yang cedas
dan santun budipekertiya. Baik dampak yang menuju ke arah negatif maupun dmpak yang menuju ke arah
positif, hal ini tentunya dapat menjadi refleksi diri bagi kalangan guru tentang
bagaimana mengeluarkan performa mengajar mereka di dalam kelas. Hal ini jug
menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi pemerintah untuk menganlisis secara
lebih mendalam, sehingga dalam penerapan kurikulum dampak- dampak negatif akibaat adanya perubahan tersebut dapat
diminimalisir dan ditentukan jalan kelurnya. Setelah kita mengetahui seluk
beluk mengenai dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan kurikulum yang ada
di indonesia, baik yang bersifat pro ataupun kontra selanjutnya kita akan menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan
kurikulum terhadap kinerja guru yang ada di indonesia.
Untuk
melihat hakikat kinerja guru di sekolah,
terlebih dahulu dikemukakan pandangan para ahli tentang apa sebenarnya kinerja
itu. Whitmore secara sederhanamengemukakan bahwa kinerja adalah pelaksanaan
fungsi- fungsi yang dituntut dari seseorang.[1]
Pandangan lain dikemukakan oleh Patricia King, bahwasanya kinerja adalah
aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya.[2]
Berdasarkan pendapat mengenai kinerja yang dikemukakan oleh beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa
kinerj adalah perilaku seseorang yang membuahkan hasil setelah memenuhi
sejumlah persyaratan. Dalam kaitan dengan kinerja guru di sekolah, kinerja
mereka dapat terefleksi dalam tugasnya sebagai seorang pengajar dan sebagai
seorang pelaksana administrator kegitan mengajarnya. Dengan kata lain kinerja
guru disekolah dapat terlihat pada kegiatan merencankan, melaksanakan, dan
menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan
disiplin profesional guru.
Mengacu
pada tugas yang berkaitan dengan kinerja guru sebagimana disebutkan diatas,
dapat dikeukakan bahwa terdapat dua tugas guru yang dijadikan acuan untuk
mengukur kinerja guru di sekolah. Kedua tugas tersebut adalah tugas yang
berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran, dan tugas yang berkaitan dengan
penataan, serta perencanaan yang berkaitan dengan tugas pembelajaran.
Persoalanya,
bagaimana kinerja guru di sekolah yang diharapkan akibat danya perubahan kurikulum yang terus menerus terjadi di indonesia?
Mengacu pada du bidang tugas guru yang dikemukakan serta pandangan atas kinerja
diatas, maka Mitchell merinci cakupan
wilayah kinerja atas lima faktor dominan, yaitu kualitas kerja,
kecepatan/ketepatan, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi.[3]
Selanutnya, terdapat tigkriteria dasar yang berkaitan dengan kinerja guru,
yaitu proses, karakteristik- karakteristik guru dan hasil atau produk
(perubahan sikap siwa).
Akibat
adanya perubahan kurikulum yang terus menerus terjadi di indonesia ini, kinerja
gurudi sekolah yang ada di indonesia menjadi tidak maksimal, guru yang sejatinya
adalah nahkoda dari serangkaian kegiatan
belajar mengajar dikelas menjadi resah karena dengan adanya perubahan kurikulum
yang terjadi secara terus menerus maka berbagai aspek seperti mengelola proses
belajar mengajar, mengelola kelasmenggunakan media atau sumber belajar,
penguasaan landasan pendidikan, merencanakan progam pengajaran dan lain
sebgainya harus selalu dirubah agar sesuai
dengan adanya kurikulum baru yang diterapkan, padahal aspek- aspek serangkaian kegiatan
pembelajaran yang diterapkan berdasarkan
kurikulum yang ada sebelumnya belum maksimal, bahkan dalam hal ini para
siswa juga mengalami keresahan karena tidak semua siswa bisa dan nyaman
terhadap metode- metode baru yang dibuat oleh para guru sesuai kurikulu yang
diterapkan.
Sehingga
jika kita menengok cakupan wilayah kinerja yang dikemukakan oleh Mitchell
kinerja guru seperti halnya kualitas, ketepatan/kecepatan kerja, inisiatif yang di terapkan oleh guru hanya sekenanya
saja, tidak dilakukan semaksimal mungkin dan akibat kinerja yag kurangmaksimal
ini juga berujung kepada hasil/produksi (perubahan sikap siswa ) yang tidak
maksimal.
Sedikit
kita menengok kinerja dalam pandangan islam, seperti yang terdapat pada
Al-qur,an surat Al-Ahqaaf ayat 19 yng
artinya : Dan bagi masing- ming mereka derajt menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi
merek ( balasan) pekerjaan- ekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan. Dari
ayat diatas memiliki makna bahwa Allah
pasti akan membalas setiap amal perbuatan manusiaberdasarkan pa yang telah
mereka kerjakan. Artinya jik seorang melaksankan pekerjaan dengan baik dan
menunjukan kinerja yang baik pula bagi organisasinya maka ia akan mendapat
hasilyang baik pula dari kerjaanya dan akan memberikan keuntungan bagi
organisasinya. Perihal ini dapat dijadikan auto kritik baik bagi pihak
maupun pemerintah untuk membuat sesuatu yang baru dengan perencanaan yang
matang agar apa yang harus diterapkan dari sesuatu yang baru tersebut mencapai
sebuah kesesuaian begitupun dengan kalangn guru agar dapat melaksankan tugas dan kewajibanya dengan
semaksimal mungkin.
Dari
bahasan mengenai dampak Inkonsistensi kurikulum terhadap kinerja guru
diinonesia dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan kurikulum yang terjadi
secara terus menerus mengakibatkan kinerja guru yang ada di indonesia menjadi
tidak maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar