Weather (state,county)

Breaking

Jumat, 14 April 2017

Dampak Inkonsistensi Kurikulum terhadap Kinerja Guru di Indonesia


Oleh : Samsudin, Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Semakin berkembangnya dunia, pendidikan saat ini mulai beramai- ramai meningkatkan kualitas sumber daya yang ada pada siswa maupun mahasiswa dengan berbagai cara. Perihal ini berangkat dari banyaknya tuntutan dan desakan untuk menjadi manusia yang kaya ilmu serta diseimbangkan dengan skill yang mumpuni. Salah satu strateginya adalah perubahan  kurikulum.
Namun , konsep perubahan kurikulum ini juga mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak . kalau menurutmu sendiri bagaimana? Eits, sebelum bereaksi apa- apa baca dulu yuk seluk beluk mengenai penggantian kurikulum tersebut
Seperti yang sudah kita ketahui, perubahan kurikulum pendidikan ditingkat sekolah dasar maupun menengah sudah sering terjadi dan bahkan berkali- kali di indonesia. Perubahan tersebut dari waktu ke waktu tentunya menimbulkam suatu dampak yang amat besar.  Dapat kita analogikan bahwasanya kurikulum adalah suatu yang sangat penting karna ia merupakan setir  yang mengendalikan kegiatan dalam ranah pembelajaran dalam kelas yang mana guru adalah seorang nahkodanya. Dan hal ini erat sekali kaitanya antara perubahan kurikulum dengan kinerja guru dalam mengajar.
Keresahan kerap diraakan guru-guru di sekolah lantaran perubahan kurikulum yang mana terdapat banyak perubahan di dalamnya. Keresahan tersebut semakin parah setelah adanya kebijakan pemerintah yang memeberlakukan kurikulum yang berbeda – beda. Bahakan kurikulum tersebut diterapkan seketika kurikulum yang baru dibuat tersebut belum benar- benar matang dan guru- guru juga mersa belum siap untuk menerapkanya. Perubahan tersebut sering kali muncul karena adanya pola pikir dari kementrian pendidikan dan kebudayaan sendiri yang ketika ganti menteri maka peraturan/ regulasi yang diterapkan juga harus baru, salah satunya mengenai perubahan kurikulum di indonesia. Padahal kurikulum yang sebelumnya diterapkan belum bisa dilaksanakan dengan maksimal akan tetapi karena kegengsian dan faktor yang lainya kurikulum akan tetap di rubah.
Akibat dari keresahan yang dirasakan oleh guru- guru yang ada di indonesia tentunya berdampak pada performa  mereka dalam kegitan mengajar. Keresahan tersebut adalah mengenai teknik dan metode apakah yang paling relevan dan hendaknya diterapkan di dalam kelas agar siswa merasa nyaman dalam kegiatan pembelajarandengan adanya tuntutan kurikulum yang baru. Ada kalangan guru yang mengeluh bahwa murid mereka tidak  menyukai pembelajaran dengan kurikulum baru yang cenderung menjadikan murid untuk berlaku mandiridalam berbagai aspek padahal mereka sebelunya sudah terbiasa dengan model mendengarkan penjelasan dari guru, terlebih juga terhadap guru yang sudah tergolong tua ataupun lanjut usia juga mengalami dmpak dari adnya perubahan kurikulum tesebut terutama dalam ranah teknologi yang semakin berkembang seiring dengan majunya zaman.
Akan tetapi tak hanya keresahan yang muncul, dibalik adanya kalangan guru yang merasa resah dengan adanya pergantian kurikulum tersebut, adapula kalangan guru yang malah senang dengan adanya perubahankurikulum tersebut. Mereka menganggap bahwa dengan adanya perubahan kurikulum maka inovasi juga munculuntuk dapat merubah perilaku/sikap murid menjdi lebih baik. Sehingga murid menjadi anak yang cedas dan santun budipekertiya. Baik dampak yang menuju ke arah  negatif maupun dmpak yang menuju ke arah positif, hal ini tentunya dapat menjadi refleksi diri bagi kalangan guru tentang bagaimana mengeluarkan performa mengajar mereka di dalam kelas. Hal ini jug menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi pemerintah untuk menganlisis secara lebih mendalam, sehingga dalam penerapan kurikulum dampak- dampak negatif  akibaat adanya perubahan tersebut dapat diminimalisir dan ditentukan jalan kelurnya. Setelah kita mengetahui seluk beluk mengenai dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan kurikulum yang ada di indonesia, baik yang bersifat pro ataupun kontra selanjutnya kita akan menganalisis  dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan kurikulum terhadap kinerja guru yang ada di indonesia.
Untuk melihat hakikat kinerja guru di  sekolah, terlebih dahulu dikemukakan pandangan para ahli tentang apa sebenarnya kinerja itu. Whitmore secara sederhanamengemukakan bahwa kinerja adalah pelaksanaan fungsi- fungsi yang dituntut dari seseorang.[1] Pandangan lain dikemukakan oleh Patricia King, bahwasanya kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya.[2] Berdasarkan pendapat mengenai kinerja yang dikemukakan oleh  beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa kinerj adalah perilaku seseorang yang membuahkan hasil setelah memenuhi sejumlah persyaratan. Dalam kaitan dengan kinerja guru di sekolah, kinerja mereka dapat terefleksi dalam tugasnya sebagai seorang pengajar dan sebagai seorang pelaksana administrator kegitan mengajarnya. Dengan kata lain kinerja guru disekolah dapat terlihat pada kegiatan merencankan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin profesional guru.
Mengacu pada tugas yang berkaitan dengan kinerja guru sebagimana disebutkan diatas, dapat dikeukakan bahwa terdapat dua tugas guru yang dijadikan acuan untuk mengukur kinerja guru di sekolah. Kedua tugas tersebut adalah tugas yang berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran, dan tugas yang berkaitan dengan penataan, serta perencanaan yang berkaitan dengan tugas pembelajaran.
Persoalanya, bagaimana kinerja guru di  sekolah  yang diharapkan akibat  danya perubahan kurikulum  yang terus menerus terjadi di indonesia? Mengacu pada du bidang tugas guru yang dikemukakan serta pandangan atas kinerja diatas, maka Mitchell merinci  cakupan wilayah kinerja atas lima faktor dominan, yaitu kualitas kerja, kecepatan/ketepatan, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi.[3] Selanutnya, terdapat tigkriteria dasar yang berkaitan dengan kinerja guru, yaitu proses, karakteristik- karakteristik guru dan hasil atau produk (perubahan sikap siwa).
Akibat adanya perubahan kurikulum yang terus menerus terjadi di indonesia ini, kinerja gurudi sekolah  yang  ada di indonesia  menjadi tidak maksimal, guru yang sejatinya adalah  nahkoda dari serangkaian kegiatan belajar mengajar dikelas menjadi resah karena dengan adanya perubahan kurikulum yang terjadi secara terus menerus maka berbagai aspek seperti mengelola proses belajar mengajar, mengelola kelasmenggunakan media atau sumber belajar, penguasaan landasan pendidikan, merencanakan progam pengajaran dan lain sebgainya harus selalu dirubah agar sesuai   dengan adanya kurikulum baru yang diterapkan,  padahal aspek- aspek serangkaian kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan  kurikulum yang ada sebelumnya belum maksimal, bahkan dalam hal ini para siswa juga mengalami keresahan karena tidak semua siswa bisa dan nyaman terhadap metode- metode baru yang dibuat oleh para guru sesuai kurikulu yang diterapkan.
Sehingga jika kita menengok cakupan wilayah kinerja yang dikemukakan oleh Mitchell kinerja guru seperti halnya kualitas, ketepatan/kecepatan kerja, inisiatif  yang di terapkan oleh guru hanya sekenanya saja, tidak dilakukan semaksimal mungkin dan akibat kinerja yag kurangmaksimal ini juga berujung kepada hasil/produksi (perubahan sikap siswa ) yang tidak maksimal.
Sedikit kita menengok kinerja dalam pandangan islam, seperti yang terdapat pada Al-qur,an surat  Al-Ahqaaf ayat 19 yng artinya : Dan bagi masing- ming mereka derajt menurut apa yang telah mereka kerjakan  dan agar Allah mencukupkan bagi merek ( balasan) pekerjaan- ekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan. Dari ayat diatas memiliki makna bahwa  Allah pasti akan membalas setiap amal perbuatan manusiaberdasarkan pa yang telah mereka kerjakan. Artinya jik seorang melaksankan pekerjaan dengan baik dan menunjukan kinerja yang baik pula bagi organisasinya maka ia akan mendapat hasilyang baik pula dari kerjaanya dan akan memberikan keuntungan bagi organisasinya.  Perihal ini  dapat dijadikan auto kritik baik bagi pihak maupun pemerintah untuk membuat sesuatu yang baru dengan perencanaan yang matang agar apa yang harus diterapkan dari sesuatu yang baru tersebut mencapai sebuah kesesuaian begitupun dengan kalangn guru agar dapat  melaksankan tugas dan kewajibanya dengan semaksimal mungkin.
Dari bahasan mengenai dampak Inkonsistensi kurikulum terhadap kinerja guru diinonesia dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan kurikulum yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan kinerja guru yang ada di indonesia menjadi tidak maksimal.



[1] Dwi Helly Purnomo dan Louis Novianto, Seni Mengarahkan untuk Mendongkrak Kinerja,  Jakarta, Gramedia Pustaka Utama ; 1997), hlm. 104.
[2] Ibid., hlm. 108.
[3] B.Uno Hamzah dan Lina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukuranya, Jakarta, Bumi Aksara; 2012). Hlm. 68

Tidak ada komentar:

Posting Komentar