Weather (state,county)

Breaking

Selasa, 26 November 2013

IMM DAN REALITAS SOSIAL

Oleh : AR. Irfan Zakki F[*]
           
            Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat sejak IMM berdiri sampai sekarang sebenarnya dapat menjadi peluang bagi setiap organisasi apa saja untuk menempatkan diri secara layak di tengah-tengah arus perubahan globalisasi. Tapi ironisnya perubahan sering dipandang sebagai gugatan dan yang sering muncul adalah reaksi defense mechanism yang menguras energi, disamping konflik intern yang sering kali ditimbulkan oleh perbedaan interpretasi mengenai esensi perubahan itu sendiri.  
Ikatan Mahasiswa Muhammmadiyah sebagai gerakan yang berdasarkan pada makna trilogi yaitu kemasyarakatan, keagamaan, dan kemahasiswaan harus memiliki keberanian untuk bisa mengubah dan memperbaiki realitas sosial yang terjadi didalam masyarakat. Seandainya kita melihat dari latar belakang IMM berdiri tentunya itu akan menjadi acuan dan kerangka dasar bagi perkembangan IMM dimasa yang akan datang, dalam proses pembentukannya IMM memilih gerakan organisasi untuk belajar, untuk beramal, dan untuk mengabdi. Hal itu dibuktikan dengan menyelesaikan persoalan-persoalan yang kian kompleks mampu dihadapinya dengan menyatukan kekuatan serta komitmen untuk bersama-bersama menghilangkan segala bentuk penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan membentuk suatu peradaban yang lebih baik dengan berpihak kepada kepentingan rakyat.
Sebagai bagian dari gerakan mahasiswa yang berada di tanah air, kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)-meminjam istilah Sujatmiko bukanlah lahir tanpa alas. Kelahiran IMM bukanlah lahir dalam kondisi kebetulan (an historical accident) melainkan berangkat dari sebuah keharusan sejarah (an historical necesety) yang selalu berproses dan tumbuh serta bertumpu dari perwujudan sikap dan kesadaran akan makna dalam hidup berbangsa dan bermasyarakat yang kesemuanya itu untuk menjalani misi Ilahiyah, sesuai dengan pernyataan K.H. Ahmad Dahlan yang isinya "Dari kalian nanti akan  ada yang menjadi dokter, meester, insinyur, tetapi kembalilah ke Muhammadiyah.    
Beriring dengan berjalannya waktu, Gerakan Mahasiswa selalu mengalami pergolakan dan pasang surut dari waktu ke waktu dalam menjalankan suatu organisasinya tersebut. Sayangnya, kadang kala dinamisnya gerakan mahasiswa tersebut tidak diimbangi oleh dinamis pemikiran serta wacananya. Demikian pula dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang mengalami penurunan dan kejumudan tahun demi tahun sehingga kader-kader progresif yang bermunculan bisa dihitung dengan jari. Apalagi ditambah dengan kehidupan yang serba modern dan glamour yang sedikit banyak telah merubah pola kehidupan mereka termasuk gerakan mahasiswa sehingga membuat mereka terbuai larut di dalamnya dan lupa akan eksistensi serta tujuan mereka. 
Berdasarkan pada persolan-persoalan tersebut, seharusnya kita sebagai kader-kader IMM yang merupakan organisasi yang tumbuh dari masyarakat, khususnya kaum muda harus mampu mengaktualisasikan peranan tersebut melalui karya nyata, yang diawali dengan menyerap aspirasi dan kepentingan masyarakat, kemudian menyusun, mengutarakan dan menjabarkan aspirasi dan kepentingan tersebut menjadi program terencana, baik dalam lingkungan IMM maupun dalam masyarakat luas di samping sebagai penggerak pembangunan bangsa ini juga untuk melanjutkan segala bentuk perjuangan IMM dari generasi ke generasi .

Memperteguh Ideologi Ikatan
            Dari penjelasan diatas tentunya kita selalu mendamba-dambakan apa yang tertulis, tapi apabila kita melihat fenomena IMM pada saat sekarang jauh dari apa yang dicita-citakan mereka. Hal ini memang tidak bisa dipungkiri perkembangan zaman membuat langkah gerakan mahasiswa termasuk IMM semakin tersendat-sendat serta tidak mampu mempertahankan ideologi yang telah dibentuk. Karena dalam arus perubahan globalisasi dan modernisasi yang tidak dapat terbendung, para kader IMM seharusnya mampu mempertahankan secara istiqomah dan diyakini secara integral dalam diri penganutnya dengan memiliki arah gerak yang jelas sehingga tidak memunculkan stigma-stigma negatif dalam proses pelaksanaannya.  
            Apabila dicermati dimensi ideologis merupakan unsur mutlak yang harus dimiliki generasi penerus. Dengan kata lain dimensi pertama ini menjadi tempat berpijak, dimensi ini juga sekaligus menjadi semangat yang menjiwai serta menjadi penuntun arah atau orientasi dari setiap perilaku dan tindakan dari seorang generasi muda. Dimensi kedua, sebagai sumber insani bagi pembangunan nasional, menunjukkan bahwa seorang generasi penerus haruslah melengkapi dirinya dengan kemampuan yang menggambarkan kadar kualitasnya, baik secara akademis-intelektual maupun secara teknis-profesional. Penguasaan seorang generasi penerus akan dimensi ini menjadikan dirinya mampu menjadi tenaga pembangunan, bahkan tenaga penggerak itu sendiri.   
            Pembangunan nasional telah meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia, meskipun tingkat yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Dimana salah satu penyebabnya adalah kurang kesadaran dan penghayatan terhadap disiplin nasional yang ditandai dengan adannya berbagai kasus korupsi, penyalahgunaan jabatan, kenakalan remaja, pengrusakan lingkungan, ketidak tertiban lalu lintas, dan budaya konsumerisme yang kian menjangkiti kehidupan masyarakat. Kesemuanya ini terasa sangat mengganggu keselerasan, keserasian dan keseimbangan hidup bangsa Indonesia.  
            Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi otonom dan organisasi mahasiswa, calon ilmuwan dan cedekiawan muslim, dengan latar belakang kehidupan kepemudaan, intelektual, dan keagamaan mempunyai tanggung jawab sosial dan peranan yang tidak kecil artinya dalam ikhtiar mewujudkan pembangunan lahiriah dan batiniah. Dengan disertai ide dasar gerakan IMM yang pertama, vision yakni membangun  tradisi intelektual dan wacana pemikiran melalui intelektual enlightment (pencerahan intelektual) dan intelektual enrichment (pengkayaan intelektual). Kedua, value yaitu suatu usaha untuk mempertajam hati nurani melalui penanaman nilai-nilai moral agama sehingga membangun pemikiran yang konseptual dengan mendapatkan pembenahan dari Al-Qur'an. Ketiga, courage atau keberanian untuk menjalankan aktualisasi program, misalkan dalam melakukan advokasi terhadap permasalahan masyarakat dan menyatukan ideology ikatan dalam pemberdayaan umat, peranan tersebut bertambah penting apabila IMM dituntut untuk menyelesaikan problematika-problematika kebangsaan yang mengalami perubahan signifikan tahun demi tahun sebagaimana perjuangan yang dilakukan oleh para founding father pada masa silam.
            Sebagai penutup dari tulisan ini, mudah-mudahan IMM kedepan mampu mempertahankan ideologi untuk selalu membangun laju gerakan IMM dimasa yang akan datang, dengan terus mempertahankan khittah gerakan, serta mampu menyikapi persoalan-persoalan bangsa secara rasional.[]

           
             
           
  



[*] Penulis adalah Ketua PK IMM Dakwah-Ishum 2009-2010 dan Ketua Bidang Hikmah PC IMM Kab Sleman 2010-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar