Oleh: Immawati Anita Sartika
“Demi massa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat menasehati supaya menaati
kebenaran, dan nasehat menasehati supaya menaati kesabaran.”
Assalamualaikum Wr Wb,
Alhamdulillahirobbil alamin,…
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, sehingga kita dapat
berkumpul tentunya dalam rangka bertolabul ilmi. “Tolabul Ilmi Faridotun ‘ala kulli muslim” .
Sholawat
beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang
sebagaimana yang kita rasakan saat ini.
Teman-teman
sekalian yang saya banggakan,
Pada
kesempatan hari ini, izinkan saya menyampaikan sebuah pidato dengan judul “Bijak Bermedia, Remaja Muslim tidak
menyembah berhala!”
Kawan-kawanku
sekalian,
Era
globalisasi saat ini menjadikan manusia begitu bersahabat dengan media. tidak
hanya media massa sebagai sumber informasi utama, tetapi juga media sosial,
seperti instagram, facebook, snapchat, twitter, path dan sebagainya. Sebagai
mana layaknya media yang menjadi jembatan antara komunikator dengan komunikan,
media sosial hadir menjembatani antara komunikator dan komunikan juga. Artis
bisa menyapa fans nya lewat media sosial, pun haters bisa menghujat seorang
artis lewat sosial media pula.
Menurut
hasil riset yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika,
pengguna internet di Indonesia mencapai 63
juta orang, dengan 95% diantaranya menggunakan internet
untuk mengakses jejaring sosial. Riset menyebutkan bahwa Indonesia menduduki
peringkat ke 4 sebagai pengguna facebook terbanyak dan teraktif, setelah USA,
Brazil, dan India. Untuk pengguna twitter, Indonesia menduduki peringkat ke-5
di dunia, setelah USA, Brazil, Jepang dan Inggris. Dari data tersebut, dapat
dibayangkan seberapa aktifnya Indonesia dalam menggunakan media sosial.
Kawan-kawanku
sekalian,
Media
sosial bukanlah satu hal yang harus di hindari. Sebagaimana layaknya kemajuan
tekhnologi yang memudahkan manusia dalam menjalani aktivitas kehidupannya,
media sosial sebagai bagian dari kecanggihan tekhnologipun dapat memberikan
banyak keuntungan-keuntungan bagi pemakainya. Diantaranya adalah :
Ø Media sosial dapat menghimpun keluarga,
saudara, kerabat yang tersebar. Media sosial sangat berperan dan bermanfaat
untuk mempertemukan kembali mereka yang sudah lama tidak bertemu, maka lewat
media sosial hal itu bisa dilakukan
Ø Media sosial merupakan media penyebar
informasi. Informasi yang uptodate sangat mudah menyebar melalui media sosial.
Dimana hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa
menikmati informasi tersebut.
Ø Media sosial memudahkan manusia
menperluas jaringan pertemanan. Dengan menggunakan media sosial, kita bisa
berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang belum kita kenal
sekalipun dari berbagai penjuru dunia.
Ø Media sosial merupakan sarana
pengembangan keterampilan dan sosial, dapat pula dijadikan sebagai media
promosi dalam bisnis yang menguntungkan.
Namun demikian, dibalik keuntungan yang dapat diberikan oleh media
sosial, ada banyak dampak negative yang bisa terjadi akibat penggunaan media
sosial yang tidak sehat. Diantaranya adalah :
Ø Munculnya tindak kejahatan. Banyak
sekali orang yang menggunakan media sosial sebaagai alat untuk melakukan
kejahatan.
Ø Menganggu hubungan antar pasangan. Media
sosial juga dapat memicu kecemburuan antar pasangan jika memang pasangan itu
berhubungan yang tidak wajar dengan orang lain.
Ø Media sosial dapat menimbulkan sifat
candu yang dapat mengakibatkan penggunanya menjadi autis atau lebih menutup
diri pada kehidupan sekitar.
Masih
banyak lagi dampak negative akibat penggunaan media sosial yang tidak sehat.
Namun pada kesempatan kali ini, saya akan menyoroti dampak media sosial ke tiga
sebagaimana yang telah saya sebutkan di atas . bahwa media sosial dapat
menimbulkan sifat candu dan mengakibatkan penggunanya menjadi autis atau lebih
menutup diri pada kehidupan sekitarnya.
Sifat
candu yang ditimbulkan oleh media sosial dapat terlihat dari ketergantugan
manusia terhadap media sosial. Dimana banyak orang yang menghabiskan separuh
atau lebih waktunya sehari hanya untuk bermain media sosial. Sifat candu ini
menyebabkan manusia tidak dapat membedakan mana yang lebih penting antara satu
dan lainnya. Yang ada hanyalah bahwa “media sosial adalah kewajiban abad ini”.
Itu saja
Kawan-kawan
sekalian.
Maka
sadarkah kita bahwa kita hidup dizaman penuh pencitraan. Kita hidup dizaman
ketika smartphone tidak bisa lepas dari tangan. Zaman yang mengajarkan kita
tentang arti berlomba-lomba dalam hal menyombongkan diri, pamer harta kekayaan,
jalan-jalan, pasangan, dan semua hal yang kekinian. Zaman ketika Al-Qur’an
perlahan atau dengan cepat dilupakan. Zaman ketika segala hal harus
dipublikasikan. Maka ini lah zaman, ketika manusia hidup di dua dunia, dunia
nyata dan dunia maya.
Aristoteles
berkata bahwa manusia adalah makhluk homo
sapiens. Makhluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa orang lain. maka abad ini, terjadi redefinisasi atas apa yang
Filsuf itu katakana. Bahwa adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa
sosial media.
Begitu
akrab nya kita dengan sosial media, tanpa kita sadari, kadang kita hidup hanya
untuknya. Jika teman-teman pernah mendengar atau mengatakan “jangan beli kue
yang ini, ngak bagus kalo di foto!”, “makan di kafe itu yuk, backgroundnya
keren, lagi kekinian”. atau “kok dia ngak ngelike foto instagramku sih?”, maka
ada hal yang perlu kita pertanyakan kedalam diri kita. Apakah kebahagian
didunia maya, adalah kebahagiaan di dunia nyata?
Kita
menghabiskan banyak waktu untuk bersosial media. kadang yang dilakukan hanya
sekedar menscroll timeline Instagram, atau ngepoin pasangan orang, atau ngepoin
cewe kece disekolahan, atau hanya sekedar mengupload foto selfie dengan caption
bijaksana, lalu menunggu dengan harap-harap akan dilike banyak orang. Akan
dilihat oleh gebetan, atau akan bikin iri orang lain. maka, that’s a question, is it a happinesss of
life? I don’t think so.
Seorang
teman pernah mengungkapkan keheranannya, “Jogjakarta, sebagai kota pelajar
katanya, tapi kok saya jarang lihat mahasiswa pegang buku di jalan? Semuanya
pegang benda canggih ditangan. Entahlah, seperti nya mereka Cuma sosmedan”
Kawan-kawan
sekalian,
Sebagai
remaja muslim hendaknya kita menyadari bahwa waktu yang kita lalui haruslah
dimanfaatkan dengan bijaksana. Sebagaimana Allah SWT telah mengingatkan
hambanNya lewat surat Al-Ashr yang artinya
“demi massa!
Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian….”
Maka
tentulah merugi bagi orang-orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk
bersosial media, hanya untuk bikin iri orang lain, atau lebih parah dari itu,
hanya untuk menjadi haters bagi orang lain. teman-temanku sekalian, remaja
muslim hendaknya mampu membedakan mana yang mana yang buruk. Mana yang
bermanfaat mana yang tidak. Mana yang membawa mudhorat mana yang menimbulkan
maslahat.
Remaja
muslim hendaknya mampu membagi waktu antara bersosial media, dan bersosial di
dunia nyata. remaja muslim hendaknya mampu membagi waktu antara bersosial media
dan membaca buku memperbanyak ilmu. Remaja muslim hendaknya mampu menjadikan
media sosial sebagai sarana pelengkap, bukan sarana utama yang harus dijalankan
setiap harinya. Maka Remaja muslim hendaknya tidak menyembah sosial media,
dalam artian hidup untuk sosial media saja.
Demikianlah pidato singkat yang
dapat saya sampaikan, semoga memberikan manfaat. Bijak bermedia, remaja muslim
tidak menyembah berhala!
Billahifisabilil
Haq, Fastabiqul Khoirot!
Wassalamualaikum Wr Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar