Bid. Media - Beberapa waktu lalu tepatnya pada tanggal 28 November 2017, Kota Jogja tercinta tempat kami mahasiswa jogja mengunduh ilmu, dilanda musibah berupa badai, Badai yang dinamai layaknya penyanyi dangdut ini yaitu Badai Dahlia disertai dengan curah hujan yang enggan berhenti ini terjadi selama 3
hari, waktu yang cukup lama dari biasanya sehingga kota yang istimewa ini pun tak sanggup lagi menampung volume air yang sangat banyak. Banjir pun melanda menggenangi sebagian sudut jogja seperti gunung kidul, bantul dan sekitarnya.
Jogja yang awalnya tenang damai terbungkus dalam kata istimewanya mulai berubah perlahan merambat ke mode metropolitan, gedung-gedung yang entah darimana awalnya merebak layaknya jamur dimusim hujan. bangunan-bangunan megah berdiri mengusir tenang dan indahnya kota ini, begitupun dengan polusi udaranya, asap kendaraan yang volumenya semakin lama semakin meningkat, yaah sedikit menguntugkan ada transportasi online setidaknya mengurangi jumlah para penikmat angkutan pribadi.
Dan dari sinilah bencana berperan heroik muncul seolah datang menetralisir keaadaan, saling menolong, membantu saudara-saudara kita yang rumahnya terkena banjir. warga bergotong royang membersihkan, membangun kembali fasilitas umum yang rusak diterjang banjir, para mahasiswa dengan jiwa aktivis memberikan uluran tangannya. begitupula dengan mereka yang diluar jogja.
lalu apakah dengan kata-kata indah saling membantu, menolong itu hanya akan dilakukan saat bencana datang...? layaknya musim mangga "MUSIMAN" . atau dengan bencana seorang yang awalnya skeptik kemudian menjadi seperti para petugas tanggap darurat bencana, lalu kembali menghilang lagi.
Menolong, membantu dan lain sebagainya tentunya bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja, serta kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa harus melihat hal besar yang terjadi seperti musibah banjir ini,
Lakukanlah hal kecil yang terbaik dan memiliki manfaat untuk orang sekitar. terutama kita sebagai generasi muda yang katanya penerus bangsa, dimana dipundak kitalah amanah bangsa bertahta. kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi.
yaah begitulah musibah yang selalu datang dengan tujuan mengingatkan akan hikmahnya yang sebenanya menuai berkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar